Langsung ke konten utama

Tanda Petik




Halo semuanya! 
Ini adalah sapaan pertamaku untuk kalian yang membaca ini. Ah, iya, perkenalkan saya El. Butuh waktu yang panjang banget untuk menentukan isi blog yang sudah lama nganggur ini. Dan hari ini aku memutuskan untuk mengisi blog ini dengan tema "kepenulisan". Yash! Ini benar-benar sederhana. Tapi, aku pikir ini cukup diperlukan untuk kalian yang ingin mendalami dunia tulis-menulis dan ingin memperbaiki penulisan kalian. Semoga ini bukan menjadi halaman panjang yang membosankan.

Nah, kali ini saya akan membahas bagaimana menulis kalimat langsung yang benar. Karena, sering banget saya membaca tulisan atau cerita tetapi untuk bagian penulisan percakapannya ada yang kurang pas. Misalnya:

"Aku malas belajar," kata si Keriting sambil menyilangkan kedua tangannya, "ini benar-benar membosankan. Aku enggak suka."

Nah, sebenarnya penulisan seperti itu salah. Tahu di mana letak salahnya? Yash! di dalam tanda kutip yang kedua. Seharusnya, setelah tanda petik harus dimulai denagan huruf kapital. Seperti kalimat berikut:

"Ih! Kamu jorok. Bau," kataku sambil menutup hidung, "Pasti belum mandi."

Seperti itu, Kawan.

Kesalahan lain yang sering saya lihat yaitu tidak adanya tanda koma, titik, seru, atau tanya di akhir kalimat sebelum tanda tutup petik. Seharusnya, Kawan, sebelum ditutup dengan tanda petik kita harus memberi tanda koma, titik, seru, atau tanya. Misalnya:

"Aku lapar, Kak," kata adikku sambil memegang perutnya."Aku sudah muak." Kulihat tatapan perempuan itu menjadi sangat menyedihkan. Menjijikkan."Jangan ngomong sembarangan!" hardik ayahku."Kau tahu siapa yang mengambil barang-barangku?" tanya teman sebangkuku.Itu adalah beberapa contoh kalimatnya. Barangkali di sini kalian ada yang bingung mengenai perbedaan penggunaan tanda koma dan tanda petik di akhir kalimat sebelum tanda tutup petik. Saya akan menjelaskan perbedaannya.

1. Tanda koma diletakkan di akhir kalimat, sebelum tanda tutup petik, jika setelah kalimat percakapan itu ada kalimat penjelas. Baik menjelaskan perasaan pembicara, menjelaskan gerakan yang dilakukan pembicara, dan menjelaskan apapun yang berkaitan dengan pembicara.

Contoh:
"Ibuku bilang aku bodoh," gumamku sambil mengusap kepalaku pelan.
"Kenapa tugas ini sulit sekali," rapalku berkali-kali tanpa membuahkan hasil apapun.

2. Sedangkan tanda titik dipakai jika kita memang tidak memerlukan penjelasan atas percakapan itu. Biasanya setelah tanda titik tidak ada kalimat penjelasnya, kalaupun ada kalimat selanjutnya biasanya tidak berkaitan dengan kalimat percakapan sebelumnya. Biasanya sebuah kalimat percakapan langsung diakhiri dengan titik, penulis langsung menuju baris baru.

Contoh:
"Jangan ganggu aku dulu." Dia langsung diam, menatapku dengan aneh. Menyebalkan.
"Itu tidak akan berguna."

Sekian dulu dari El. Kalau ada salahnya tolong bilang ya. Bilangnya jangan nge-gas, oke?! Hehehe. Semoga bermanfaat.
Terima kasih.